untaian kata kepada dunia

Friday, January 18, 2013

#30HariMenulisSuratCinta #1 : Cinta Pertama

Cinta pertama...
Dua kata yang baru aku sadari maknanya ketika menginjak umur kepala 2.
Ada yang berkata, ah dia yang menjadi pacar pertama mu lah cinta pertama mu.
Ada pula yang menyahut. Bukan. Cinta pertama tidak selalu pacar pertama.
Dan yah saya setuju dengan pernyataan kedua.
Dan yah selama 5 tahun belakangan saya pikir saya telah menemukan cinta pertama saya yang sekarang telah menjadi masa lalu saya.
Tapi ketika hari ini saya melihat proyek #30HariMenulisSuratCinta orang pertama yang terlintas dalam pikiran saya adalah Ayah saya.
Dia yang biasa saya sebut Papa.
Saya pun tak tau mengapa.
Kemudian kenyataan lain menghentak saya.
Baru tersadar bahwa cinta pertama saya adalah ayah saya.
Cinta pertama setiap anak gadis adalah ayah mereka, aku berkata.

Teringat percakapan di telpon beberapa bulan lalu. Kau menghubungi ku atau aku yang menghubungi mu? Ah entahlah aku lupa. Tidak penting juga. Satu hal yang aku ingat dari percakapan kita adalah kau berkata "mbok mama papa nya ditelpon setiap hari. Papa itu sayang banget sama kamu, kamunya gak." Dan seketika aku menjawab "aku juga sayang banget kok sama papa" dan itulah pernyataan cinta pertama ku untukmu. Kau adalah pria pertama dalam hidupku tapi aku baru mampu menyatakan cinta padamu di umurku yang ke 24 (lebih dikit). Malu aku mengingatnya. Sudah ada berapa pria sebelummu yang aku beri ucapan itu. Malu. Dan maaf ya Pa, aku tetap belum juga menghubungimu setiap hari seperti yang kau minta.

Kau dengan tingkah polahmu. Fleksibel di satu sisi, pun saklek di sisi lain.
Ejekan-ejekan yang mencairkan suasana rumah. Mungkin ini juga yang membuatku luluh pada pria yang suka mengejekku alih-alih memuji-mujiku.
Kau yang mengerti bahasa cinta utamaku, yang menurutku adalah kata bermakna. Walau mungkin kau tidak menyadarinya. Entah mengapa, kau yang kebanyakan bercanda daripada memberiku nasihat atau wejangan, tapi setiap kata yang kau katakan untuk menasihatku mampu membuatku terpana dan tersadar.
Aku tidak akan lupa kata-kata mu saat tau aku punya pacar pertama. SMP kelas 3 waktu itu. Kau dengan santai tiduran di ranjang bertanya "kamu pacaran?" iya jawabku. "Kamu jangan pacaran cuma gara-gara semua temen-temenmu pacaran trus kamu ikut-ikutan. Gak usah ikut-ikutan." Dan aku hanya mampu berkata, gak kok. Dan tau kah kau bagaimana aku-gadis berusia 14/15 tahun-memproses perkataaanmu itu? Aku menyerapnya sebagai salah satu nilai kehidupanku "jangan melakukan sesuatu karena ikut-ikutan" hanya karena semua orang melakukannya bukan berarti kamu juga harus melakukannya. Itu membuatku tak mudah terbawa arus, membuatku mandiri, tak ragu mencoba sesuatu walau hanya sendiri. Mungkin kau tidak bermaksud demikian, tapi begitulah aku menangkapnya.

Kau yang marah-marah ketika aku di kota rantau sakit terkapar tak berdaya. Dulu aku benci, benci sekali ketika kau bekerja di kota berbeda dan kerjaanmu marah-marah saja ketika tau salah satu dari anakmu sakit. Tapi aku baru mengerti ketika aku berada di kota berbeda untuk bekerja dan mengetahui kalau penyakit jantungmu kumat dan kau terkapar di gawat darurat. Aku sungguh khawatir, tentu saja. Tapi aku tak berdaya. Dan yang aku lakukan adalah marah-marah, ngedumel dan yang kena siapa? Tentu saja mama. Mama untungnya hanya tertawa geli dan berkata "aku diseneni uci". Dari situ aku baru sadar pa, dulu papa suka ngomel-ngomel kalo kami sakit. Dan pikirku "Ih anaknya sakit malah dimarahin". Tapi ya bagaimana, kau tidak berdaya, tidak ada yang bisa kau lakukan selain menghubungi. Rasa khawatir ingin melakukan sesuatu tapi tak bisa itu sungguh memusingkan kepala. Itulah yang aku rasa ketika kau ada di IGD pa. Jadi waktu kemarin aku sempat sakit dan kau menghubungiku dan akhirnya kau ngomel-ngomel padaku, aku senyum-senyum terima saja :) 

Kata-katamu yang tak akan ku lupa, pa:
"Satu yang kurang ci kamu itu". Apa pah? "kamu kudu istiqomah"
"Buat papa jabatan itu amanah, gak perlu diminta-minta"
"Waktu kecil kamu itu gak bisa tidur kalo gak tidur di dada papa. Hah sekarang malah jadinya bandel banget susah diatur."
Dan waktu terakhir aku pulang ke jogja kau berkata "kamu kayak waria", mengomentari rambutku yang baru aku pangkas habis macam pria... mahahahah

Dan ketika tahun kemarin aku putus cinta kau tak henti-henti memberiku kata bermakna. Yang membuatku mengharu biru tentu saja.

Dan satu hal yang aku kagumi darimu selain kekonyolanmu (dan aku bangga kau mewariskannya kepadaku) adalah kau tidak takut terlebih malu untuk mengakui kesalahanmu.
Kau tau kau hanya manusia biasa. Kau tau kau bukan manusia sempurna yang tak lepas dari salah dan tak malu mengakuinya.

Aku pun menyadarinya , Pa. Kau bukan manusia tanpa cela. Kau dengan segala kelebihan dan kekuranganmu tak menyurutkan rasa kagum dan banggaku padamu. Thank you for being a dad that i can look up to, pa.

Dan aku pun sadar aku bukannya anak yang tak punya cela. Tak terhitung saking seringnya aku membuatmu terluka dan kecewa. Maafkan aku ya Pa. Semoga dengan segala kekurangan, kelebihan, terlebih kekecewaan yang kau rasakan padaku tak menyurutkanmu untuk tetap bangga dan cinta padaku.


Anakmu yang mencintaimu,
Uci (Lusia Agasty Prihantika)

nb:  aku selalu suka dengan nama yang ku punya, terima kasih ya pa telah memberiku nama :)

5 comments:

Anonymous said...

Good. Menarik, menyentuh, mengena. :D

Kalau sempet, mampir jg ke blogku. Aq jg lg belajar nulis.
#Hehe.. (dari dulu belajar mlulu gak bisa2).

meirzanurhani said...

waaaa..uciii..
touchy..bikin mewek berlinang linang..
merasa kecubit, kegetok, kesambit sama tulisanmu, pun aku sama sepertimu..
Uci sayang Papa
Icha sayang Bapak :")

Lusia Agasty P said...

@mas teguh: Makasi mas :D.. Aku udah mampir mas ke blog.. Ahahahaha mas teguh bercanda, belajar nulis apaan, bagus gitu tulisannya. Rendah hati ini mas Teguh :p

@Icha: Makasi ipiiiin. Piiiin ngetiknya aja sambil mewek piiiiiin :")

Anonymous said...

Q lengkapin yah namanya. Lusia Agasty Prihantika Pribadi. Betul kan??? Hahaha...

Lusia Agasty P said...

Hahaha...betul betul betul

Post a Comment

My Blog List

Powered by Blogger.

© 2011 L'histoire de Ma Vie, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena