untaian kata kepada dunia

Saturday, July 31, 2010

The Secret of Love


Status FB saya merupakan kutipan dari widyawati ketika ditanya apa rahasia cinta beliau dan alm. Sophan Sofian. Banyak yang bertanya-tanya, penasaran, kok bisa sih udah jadi kakek nenek masih mesra. Widyawati bilang

"Cinta itu seperti tanaman. Tanaman kalo mau subur dikasih apa hayo? Ya disirami, diberi pupuk, dirawat. Demikian juga dengan cinta. Jangan sungkan bilang cinta, rindu, dan bersikap mesra terhadap pasangan. Mentang-mentang sudah lama menjalin hubungan trus males melakukan itu semua, apaan sih udah lama ini ngapain bilang sayang, bilang rindu, mesra-mesraan. Salah. Jangan begitu. Saya sama om tiap hari bilang sayang, tiap hari mesra-mesraan. Itulah rahasianya cinta kami tetap subur."

Saya suka sekali melihat pasangan ini. Selain pasangan ini saya juga suka pak Habibie dengan ibu Ainun. Mungkin banyak pasangan di luar di sana yang menganggap ngapain terus-terusan bilang sayang, mesra-mesraan, kalo jauhan bilang rindu. Kan pasangan pastinya juga udah tahu kalo kita merasa begitu, ngapain bilang-bilang. Norak ah. Tindakan itu penting kawan, tindakan itu merepresentasikan apa yang kita rasakan, tindakan itu menghangatkan. Tapi kata-kata juga penting karena kata-kata itu menyejukkan.

Menurut saya kurang lebih sama lah kayak positive labelling. Kalo kita pingin orang terdekat kita berhasil sering-sering lah melabeli mereka dengan kata-kata positif "memang kamu ini hebat! kamu emang pinter! kamu luar biasa! kamu pemberani!". Sebenernya sama aja kan kayak di atas, kita-kita bisa aja tidak mengatakan hal-hal ini kepada adek, anak, sodara karena kita merasa mereka memang sudah seperti itu, atau bahkan mereka tidak seperti itu kenapa pula kita capek-capek bilang. Salah. Dengan kita mengatakan hal-hal positif tentang mereka maka kepercayaan diri mereka akan meningkat.

Menurut saya inti dari semua ini adalah pengakuan. Kita sadari atau tidak, kita, manusia membutuhkan pengakuan dari orang terdekat kita, penghargaan dari orang terdekat kita. Mungkin walaupun kita tidak mendapatkan pengakuan, penghargaan dari orang terdekat kita, kita bisa sukses. Menurut saya itu karena kita memberikan label positif kepada diri kita sendiri.

Tapi saya tidak memandang cinta demikian. Kita tidak bisa memberikan label positif kepada diri kita. Bagaimanalah bisa kita merasakan cinta, rindu jika pasangan kita tidak menunjukkannya dengan tindakan dan/ atau kata-kata. Manalah bisa kita memberi label positif kepada diri kita sendiri bahwa pasangan kita cinta, rindu pada kita. Maka dari itu tunjukkanlah dengan tindakan dan kata-kata. Tidak bisa hanya dengan tindakan saja tanpa kata-kata, apalagi hanya dengan kata-kata tanpa tindakan. Tidak bisa!

Nah sudah kah kita bilang cinta/ rindu kepada orang terdekat kita???
Read More

Friday, July 30, 2010

campur aduk

Okeh saya mau cerita, saya memulai hari ini dengan sangat buruk sekali. Bad mood whole day, tidak tahu juga kenapa bisa begini. Perasaan masa period udah lama lewat, masa muring-muringnya baru keluar sekarang. Saya jadi gak enak hati sama orang-orang di sekeliling saya. Bawaannya marah-marah, bentak-bentak, cemberut, sampe capek saya..huufftt.

Suasana hati saya tambah parah dengan pemberitaan yang ada. Mulai dari baca Kompas hari ini, anggota dewan tidak terima absensi mereka dipublikasikan. Katanya pembunuhan karakter. Oh my, gimana sih para anggota DPR ini. Saya jadi bertanya-tanya, bukankah anggota Dewan yang katanya terhormat itu dipilih oleh rakyat, dan mewakili rakyat? Lha iya, wong namanya saja Dewan Perwakilan Rakyat. Bukankah sudah semestinya mereka melaporkan pertanggung jawaban apa yang telah mereka lakukan selama ini kepada bos mereka. Rakyat. Saya memang jarang mengikuti berita di televisi. Saya lebih suka baca daripada menonton, tapi juga akhir-akhir ini jarang baca koran (duuh Gusti maap). Saya jadi bertanya-tanya, DPR ini melaporkan pertanggung jawaban hasil kinerja mereka kepada siapa? Tolong bantu saya untuk menjawab. Kalo tidak ada, enak betul yaa, kerja seenaknya, rapat paripurna banyak yang bolos, tapi gaji jalan terus. PNS aja kalo dateng telat 5 menit gajinya dipotong 5%!!!! Tambah emosi saya, gimana caranya sih menyadarkan mereka ini.

Selanjutnya waktu tadi makan malam, saya sempatkan nonton televisi, ibu saya lagi nyetel i***si*ar yang lagi menayangkan sinetron Nurjannah. Makin kesel saya, kok bisa sih lulus sensor, apa ada gitu orang yang tega menggugurkan kandungan orang lain, coba bunuh orang lain hanya demi harta, jelek banget banget deh pesan moralnya, mulai dari perlakuan buruk suami terhadap istri, dan yang lebih parah terang-terangan melakukan hal syirik, pergi ke dukun, minta susuk, sampe ada jin segala. Dulu KPI/ LSI saya lupa siapa yang berhak, melarang penayangan kartun detektiv Conan dan Naruto, karena Conan dianggap gak sesuai sama jiwa anak kecil sedangkan Naruto ngajarin syirik..Lha trus sinetron-sinetron yang ada di stasiun televisi satu ini apaaaaa????? Lebih parah daripada kartun-kartun itu. Saya samapi gemaassss, saya langsung bilang sama ibu saya dengan ketus "ganti aja sih mah, sinetron ngajarin syirik gini ditonton". Yah emang ibu saya penggemar sinetron, tapi saya berusaha untuk menyadarkannya. Sekarang beliau mulai menjauhi infotainment. Alhamdulillah.

Saya jadi ingat dulu pernah ngobrol dengan ayah saya. Beliau bilang, mana ada sih orang di dunia ini kayak yang ditampilin di sinetron, benci sama orang sampe pengen bunuh, suka sama orang sampe pengen bunuh saingannya, merebut harta sampe licik-licikan bunuh-bunuhan. Mana ada. Tapi akan ada karena orang-orang ini nonton sinetron, meniru apa yang ada di sinetron, lihat saja nanti. Saya setuju, makanya sinetron-sinetron gak mutu enyah saja dari muka bumi ini.

Sebenernya tidak semua sinetron buruk. Sinetron ketika cinta bertasbih, islam KTP, dulu ada para pencari tuhan, pesan moralnya bagus. Alhamdulillah masih ada orang-orang yang peduli dengan membuat tayangan yang bermanfaat.


Read More

Thursday, July 29, 2010

SPASI

SPASI
"Filosofi Kopi" Dee Lestari



"Seindah apapun huruf terukir, dapatkah ia bermakna apabila tak ada jeda? Dapatkah ia dimengerti jika tak ada spasi?


Bukankah kita baru bisa bergerak jika ada jarak? Dan saling menyayang bila ada ruang? Kasih sayang akan membawa dua orang semakin berdekatan, tapi ia tak ingin mencekik, jadi ulurlah tali itu.

Napas akan melega dengan sepasang paru-paru yang tak dibagi. Darah mengalir deras dengan jantung yang tidak dipakai dua kali. Jiwa tidaklah dibelah, tapi bersua dengan jiwa lain yang searah. Jadi jangan lumpuhkan aku dengan mengatasnamakan kasih sayang.

Mari berkelana dengan rapat tapi tak dibebat. Janganlah saling membendung apabila tak ingin tersandung.

Pegang tanganku, tapi jangan terlalu erat, karena aku ingin seiring dan bukan digiring."



Prosa lain dari Dee yang saya suka
, di prosa ini Dee menggambarkan bagaimana sebuah hubungan berjalan. Tidak mendominasi tapi saling berbagi dan mengerti. Mengerti bahwa memang wajar jika menganggap pasangan adalah yang paling penting di dunia ini, tapi jangan lupa bahwa yang di dunia ini bukan hanya pasangan saja yang ada. Berilah ruang, berilah spasi kepada pasangan agar bisa mengekspresikan diri, bersosialisasi, melakukan hal lain yang dia sukai. Bukannya melarangnya bersosialisasi dengan teman2 sepergaulan, kemana2 harus diantar jemput, boro2 jalan sama teman lawan jenis, sms/ telpon aja udah muring-muring..ohh come on, that's so ridiculous. Kalo punya pasangan kayak begitu buang ke laut aja deh.


Tapi kalo sudah menikah lain lagi. Yaa spasi dan ruang itu harus tetap ada. Tapi kita juga harus tau diri. Tidak jalan berduaan dengan lawan jenis misalnya, jagalah kehormatan diri, pasangan, dan anak-anak. Kalo pergi rame-rame sih kenapa tidak. Tapi pas pacaran udah kayak gitu..aduuuh capek deh..

Semoga dengan membaca postingan kali ini, pembaca akan sadar. Yang sudah kasih spasi ke pasangannya, pertahankan! Yang belum, berilah!
Dan ingat segala sesuatu yang berlebihan itu sama sekali tidak baik. Termasuk spasi, kalo berlebihan cenderung menjadi tidak peduli. Jadi secukupnya saja. Sekian.



nb: untuk dia yang dari permulaan hingga sekarang memberiku spasi. terima kasih.
Read More

Wednesday, July 28, 2010

Jembatan Zaman



Jembatan Zaman
(filosofi kopi, dee lestari)


"Bertambahnya usia bukan berarti kita paham segala.

Pohon besar tumbuh mendekati langit dan menjauhi tanah. Namun masih ingatkah ia dengan sepetak tanah mungil waktu masih kerdil dulu? Masih pahamkah ia akan semesta kecil ketika semut serdadu bagaikan kereta raksasa dan setetes embun seolah bola kaca dari surga, tatkala ia tak peduli akan pola awan di langit dan tak kenal tiang listrik?

Waktu kecil dulu, kupu-kupu masih sering hinggap di pucuknya. Kini burung besar bahkan bersangkar di ketiaknya, kawanan kelelawar menggantungi buahnya. Namun jangan sekali-kali ia merendahkan kupu-kupu yang hanya menggeliat di tapaknya, karena mendengar bahasanya pun ia tak mampu lagi.

Setiap jenjang memiliki dunia sendiri, yang selalu dilupakan ketika umur bertambah tinggi. Tak bisa kembali ke kacamata yang sama bukan berarti kita lebih mengerti dari yang semula. Rambut putih tak menjadikan kita manusia yang segala tahu.

Dapatkah kita kembali mengerti apa yang ditertawakan bocah kecil atau yang digejolakkan anak belasan tahun seiring dengan kecepatan zaman yang melesat meninggalkan? Karena kita tumbuh ke atas tapi masih dalam petak yang sama. Akar kita tumbuh ke dalam dan tak bisa terlalu jauh ke samping. Selalu tercipta kutub-kutub pemahaman yang tak akan bertemu kalau tidak dijembatani.

Jembatan yang rendah hati, bukan kesombongan diri."




Prosa karangan Dewi Lestari yang bernama pena Dee ini adalah salah satu prosa favorit saya. Menasehati tanpa menggurui. Kata-katanya indah.

"
Bertambahnya usia bukan berarti kita paham segala".

Saya setuju sekali, kurang lebih sama seperti yang dikatakan Gus Mus di Kompas bahwa " Jangan pernah berhenti belajar. Orang-orang yang suka bikin masalah itu orang-orang yang berhenti belajar. Karena mereka merasa paling benar dan paling pintar, sehingga tidak mau mendengar dan menerima masukan/ pendapat orang lain."

Bukankah biasanya begitu, orang yang sudah berumur merasa tahu segala dan menganggap orang yang lebih muda tidak tahu apa-apa. Bahkan ada yang beranggapan bahwa saya sudah tua jadi tidak perlu belajar dan menambah wawasan, hey kekuatan manusia itu tidak terbatas, maka jangan membatasi diri. Mungkin karena ini juga terkadang orang tua itu menyebalkan, sudah berhenti belajar, merasa paham segalanya pula.

Seperti yang Charlize Theron bilang "Maybe we dont know what we want to be, but at least we know what we dont want to be."
Ah ya saya jadi teringat buku The Secret, dalam buku itu disebutkan kalau kita ingin sukses dalam hidup maka fokuslah terhadap apa yang kita inginkan. Masalahnya adalah terkadang kita tidak tahu apa yang kita inginkan. Solusinya sederhana, cari apa yang tidak kita inginkan, maka apa yang kita inginkan adalah kebalikannya bukan?

Saya tidak mau menjadi orang berumur yang berhenti belajar, saya ingin menjadi orang berumur yang terus belajar dan menambah wawasan.

Saya tidak mau menjadi orang berumur yang merasa paling tahu segala dan memiliki kesombongan diri, saya ingin menjadi orang yang memiliki jembatan yang rendah hati.

Dan jujur saja, rasanya saya tidak dapat kembali mengerti apa yang ditertawakan bocah kecil dan apa yang digejolakkan anak belasan tahun. Bagaimana dengan kalian?
Semoga kita semua mempunyai jembatan yang rendah hati, bukan kesombongan diri

Read More

Tuesday, July 27, 2010

Bienvenu à tous

Bienvenu à tous!!!!


Akhirnya saya bikin blog juga :). Alasan saya bikin blog sederhana saja, saya ingin membagi apa yang saya pikirkan dan renungkan. Begitu banyak hal yang saya pikirkan dan renungkan tapi mengendap begitu saja karena sering kali tak dibagi dengan orang lain dan juga dituangkan ke dalam tulisan. Dari kecil saya terbiasa menulis di diary tapi semakin berumur saya semakin tidak peduli, dan tidak percaya karena..yaaah saya punya seornag kakak perempuan yang doyan mengintip diary adiknya dan diadukan ke orangtua kami..akhirnya saya jadi malas menulis lagi.



Sampai suatu ketika sahabat terdekat saya menghadiahi saya sebuah diary karena dia tahu bahwa dulu saya suka menulis, kenapa tidak diteruskan saja. Tapi sayang saya jarang menulis, pertama malas karena capek menulis dengan pulpen, dan yang utama malas kalau ada orang lain yang membaca hal-hal yang sifatnya pribadi. Nah daripada khawatir diary saya bakal dibaca orang lain akhirnya saya sekalian saja bikin blog jadi siapa saja bisa baca. :D



Ada satu hal yang saya ingin bagi di post pertama saya. Suatu ketika saya membaca blog temannya teman saya. Di sana dia menyampaikan pendapatnya tentang jilbab. Intinya dia sebel sama muslimah yang memakai jilbab tapi tidak syar'i, pakaian masih ketat, jilbab warna warni, masih suka pecicilan, mesra-mesraan sama lawan jenis, dan sebagainya. Menurutnya lebih baik tidak menutup aurat tapi anggun, dan menurutnya rambut bukan merupakan aurat (sama tuh kayak JIL). Dan saya sadar bukan hanya dia yang berpikiran begitu, banyak orang yang berpendapat begitu bahkan saya juga dulu mikir gitu, yang penting hatinya dulu bersih.


sampai sekarang saya masih suka bertanya-tanya kenapa orang menganggap rambut bukan aurat. Padahal jelas disebutkan kalo aurat wanita itu seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan (maap gak menyantumkan hadist riwayatnya :(, saya lupa). Yang ingin saya tanyakan para wanita itu kalo solat pake mukena gak sih?? Kalo pake berarti dia munafik dong, bilang rambut bukan aurat tapi pas solat menutup rambutnya. Karena syarat sah solat kan menutup aurat baik bagi wanita maupun pria. Kalo seorang wanita beranggapan rambut bukan aurat maka ketika solat harusnya tidak perlu pakai mukena, tidak perlu menutup rambutnya. Bahkan bisa saja mereka pakai pakaian yang sedang mereka pakai saat itu juga.


mungkin para wanita sudah tahu bahwa di dalam Al Quran (lupa lagi ayatnya) disebutkan bahwa wanita itu lebih baik solat di rumah daripada di mesjid, lebih baik di kamar daripada di ruangan yang lebih besar, lebih baik di ruangan yang lebih kecil lagi lah intinya, tapi kalo dia pengen solat di mesjid yaa jangan dilarang. Dari sini bisa diliat kok intinya menutup aurat. Wanita diwajibkan menutup auratnya dari bukan muhrimnya, kan? Nah sekarang kalo wanita lagi di kamar gak mungkin kan ada orang yang bukan muhrim di sana, secara kamar itu ruangan pribadi. Bisa aja solat gak nutup aurat kalo gitu toh kalo solat di kamar gak bakal ada orang yang bukan muhrimnya, tapi peraturannya tidak begitu. Di mana pun kita solat kita kudu nutup aurat, auratnya cewek itu seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan.



yang pengen saya sampaikan di sini adalah kalau kita memang belum mampu menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya yaaa akui saja..just admit it..bukannya malah bikin hukum baru sabagai pembenaran apa yang kita lakukan..


- kalo belum mampu menutup aurat, ya akui saja belum mampu menutup aurat, bukannya membuat hukum baru bahwa rambut bukan aurat, aurat hanya bagian tubuh yang penting saja.

- kalo belum mampu solat 5 waktu, ya akui saja belum mampu solat 5 waktu, bukannya bikin hukum baru kalo solat itu tidak wajib.

- kalo belum mampu solat tepat waktu dan di mesjid (bagi pria), menjaga pandangan terhadap bukan muhrim yaa akui saja apa adanya, bukannya malah mencemooh orang2 yang sudah mampu "sok alim".

- kalo belum mampu menutup aurat dengan benar yaa akui saja bukannya bilang kalo mereka yang pake gamis itu gak fashionable.

intinya begitulah..
saya sendiri tipe orang yang tidak suka dipaksa melakukan sesuatu, i do what i love. saya solat, mengaji, menutup aurat karena saya butuh dan saya nyaman melakukannya,saya tidak memikirkan berapa pahala saya, biarlah itu menjadi urusan Allah SWT, sama penciptaNya kok itung-itungan kayak pedagang.


Ya saya akui solat saya belum sempurna
ya saya akui bacaan dan hafalan saya juga belum sempurna
Ya saya akui saya belum bisa menutup aurat sebagaimana mestinya
Ya saya akui saya belum bisa menjaga pandangan dan berlaku terhadap bukan muhrim sebagaimana mestinya

saya belum bisa dan belum mampu tapi insyaAllah akan bisa dan mampuu, yang lain juga insyaAllah begitu. Semuanya butuh proses, saya dan wanita2 yang mulai menutup auratnya sedang belajar menjadi lebih baik. Tidak usahlah kita2 yang belum bisa menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya mencemooh yang sudah bisa dan sudah mampu. Yang namanya belajar pasti butuh proses

Jika kita mencemooh apa bedanya kita dengan FPI. Aaah yaa FPI is extremely extrem, but we're not that extrem






Read More

My Blog List

Powered by Blogger.

© 2011 L'histoire de Ma Vie, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena