untaian kata kepada dunia

Wednesday, July 28, 2010

Jembatan Zaman



Jembatan Zaman
(filosofi kopi, dee lestari)


"Bertambahnya usia bukan berarti kita paham segala.

Pohon besar tumbuh mendekati langit dan menjauhi tanah. Namun masih ingatkah ia dengan sepetak tanah mungil waktu masih kerdil dulu? Masih pahamkah ia akan semesta kecil ketika semut serdadu bagaikan kereta raksasa dan setetes embun seolah bola kaca dari surga, tatkala ia tak peduli akan pola awan di langit dan tak kenal tiang listrik?

Waktu kecil dulu, kupu-kupu masih sering hinggap di pucuknya. Kini burung besar bahkan bersangkar di ketiaknya, kawanan kelelawar menggantungi buahnya. Namun jangan sekali-kali ia merendahkan kupu-kupu yang hanya menggeliat di tapaknya, karena mendengar bahasanya pun ia tak mampu lagi.

Setiap jenjang memiliki dunia sendiri, yang selalu dilupakan ketika umur bertambah tinggi. Tak bisa kembali ke kacamata yang sama bukan berarti kita lebih mengerti dari yang semula. Rambut putih tak menjadikan kita manusia yang segala tahu.

Dapatkah kita kembali mengerti apa yang ditertawakan bocah kecil atau yang digejolakkan anak belasan tahun seiring dengan kecepatan zaman yang melesat meninggalkan? Karena kita tumbuh ke atas tapi masih dalam petak yang sama. Akar kita tumbuh ke dalam dan tak bisa terlalu jauh ke samping. Selalu tercipta kutub-kutub pemahaman yang tak akan bertemu kalau tidak dijembatani.

Jembatan yang rendah hati, bukan kesombongan diri."




Prosa karangan Dewi Lestari yang bernama pena Dee ini adalah salah satu prosa favorit saya. Menasehati tanpa menggurui. Kata-katanya indah.

"
Bertambahnya usia bukan berarti kita paham segala".

Saya setuju sekali, kurang lebih sama seperti yang dikatakan Gus Mus di Kompas bahwa " Jangan pernah berhenti belajar. Orang-orang yang suka bikin masalah itu orang-orang yang berhenti belajar. Karena mereka merasa paling benar dan paling pintar, sehingga tidak mau mendengar dan menerima masukan/ pendapat orang lain."

Bukankah biasanya begitu, orang yang sudah berumur merasa tahu segala dan menganggap orang yang lebih muda tidak tahu apa-apa. Bahkan ada yang beranggapan bahwa saya sudah tua jadi tidak perlu belajar dan menambah wawasan, hey kekuatan manusia itu tidak terbatas, maka jangan membatasi diri. Mungkin karena ini juga terkadang orang tua itu menyebalkan, sudah berhenti belajar, merasa paham segalanya pula.

Seperti yang Charlize Theron bilang "Maybe we dont know what we want to be, but at least we know what we dont want to be."
Ah ya saya jadi teringat buku The Secret, dalam buku itu disebutkan kalau kita ingin sukses dalam hidup maka fokuslah terhadap apa yang kita inginkan. Masalahnya adalah terkadang kita tidak tahu apa yang kita inginkan. Solusinya sederhana, cari apa yang tidak kita inginkan, maka apa yang kita inginkan adalah kebalikannya bukan?

Saya tidak mau menjadi orang berumur yang berhenti belajar, saya ingin menjadi orang berumur yang terus belajar dan menambah wawasan.

Saya tidak mau menjadi orang berumur yang merasa paling tahu segala dan memiliki kesombongan diri, saya ingin menjadi orang yang memiliki jembatan yang rendah hati.

Dan jujur saja, rasanya saya tidak dapat kembali mengerti apa yang ditertawakan bocah kecil dan apa yang digejolakkan anak belasan tahun. Bagaimana dengan kalian?
Semoga kita semua mempunyai jembatan yang rendah hati, bukan kesombongan diri

0 comments:

Post a Comment

My Blog List

Powered by Blogger.

© 2011 L'histoire de Ma Vie, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena