untaian kata kepada dunia

Thursday, December 27, 2012

The Alchemist


Setelah baca The Alchemist untuk kedua kalinya (satu versi bahasa, satu versi inggris) akhirnya baru bisa menyelami kata-katanya. Gak berlebihan kalo ada yang bilang The Alchemist ini versi modern-nya Le Petit Prince. Kedua buku ini sama-sama menekankan betapa mudahnya kita bermimpi saat kita kecil. Sama-sama menekankan hidupkanlah dan jangan biarkan jiwa anak kecil dalam hatimu pergi dan mati seiring menuanya dirimu.
Saya baru baca dua buku Paolo Coelho: The Alchemist dan Aleph, i love them both. Secara saya adalah pemuja kata-kata dan Paolo melukis kata dengan indahnya. Ah penerjemahnya juga memukau saya. Pilihan katanya indah.


“You know what is the greatest lie in the world? It’s this: at a certain point in our lives, we lose control of what’s happening to us, and our lives become controlled by fate. Everyone has their personal legend, it’s what you have always wanted to accomplish.

When we were young we knew what our personal legend is. Everything is possible. We’re not afraid to dream, and to yearn for everything we would like to see to happen to us in our lives. But, as time passes, a mysterious force begins to convince us that it will be impossible for us to realize our personal legend.

And this mysterious force that appears to be negative, but actually shows us how to realize our Personal Legend. It prepares our spirits and our wills, because there is one great truth on this planet: whoever we are, or whatever it is that we do, when we really want something, all the universe conspires in helping us to achieve it, it’s because that desire orginated in the soul of the universe. It’s our mission on earth.”

Dan ya this mysterious force could be anything and anyone. Pastikan kita dikelilingi oleh orang-orang yang tepat. Surround ourselves with people who are like light switches, it’s the first thing we reach whenever we come to the dark place. People who have no doubts in you. People who always believe in you . Kalo aku bilang orang-orang yang satu frekuensi sama kita. Tapi kadang kita ketemu sama orang yang gak satu frekuensi sama kita, lelah pasti menghadapinya, sekuat apapun kita berusaha menjelaskan pada akhirnya tak tersampaikan juga. But they will go, that’s nature law i guess, somewhat they’re people who meant a lot to us, but hey dont worry, some people are like clouds too, when they’re gone your life’s getting brighter, better, and...hotter :D

I always want to do this: bikin perpustakaan di Sumatra dan Kalimantan or else seluruh Indonesia, ato gak nyumbang buku ajalah ke sekolah-sekolah. Bikin yayasan pendidikan. Yayasan pendidikan yang diberi nama agasty dan atau as salwan. Those are my personal legend. I have lots of dreams, yet those two are my ultimate personal legend.

Seperti yang saya bahas secara singkat di twitter @uciuciuc, kenapa sih agasty? Yah, agasty itu dari bahasa sanskrit yang artinya pengetahuan, dan kebetulan itu nama tengahku, pengenku kalo suatu saat aku punya usaha, apapun itu, mau aku namain agasty. Pengetahuan itu luas maknanya. Ngimpi pengen punya brand sendiri “agasty” filosofinya semua barang/ koleksi yang aku produksi itu hasil/ buah dari pengetahuan yang aku-dan orang-orang yang terlibat-dapet selama ini. Kalo yayasan pendidikan ya pas banget kan ya pake nama itu..filosofinya biar semua yang dapet manfaat dari yayasan itu untuk dapet pengetahuan yang nantinya mengangkat derajatnya karena pengetahuan yang dimilikinya.


Nah kenapa as salwan? Salwan = salmah + achwan. Almh Ibu dan Alm Ayah dari Ayahku. Mereka punya 13 anak dengan kondisi ekonomi yang gak berlebih. Dan alm nenekku itu sangat menjunjung pendidikan. Kata om ku, nenekku pernah bilang “lebih baik aku gak punya rumah daripada anakku gak sekolah” sebegitu pentingnya arti pendidikan buat beliau. Dan nilai kehidupan yang mereka tanamkan ke anak-anak mereka masih hidup hingga detik ini, dan aku pastikan akan meneruskannya. Bisa dibilang keluargaku udah punya yayasan pendidikan sendiri, kecil-kecilan, lingkupnya masih terbatas internal keluarga. Saling bahu-membahu bantu sodara lain yang membutuhkan. Harapanku dan sepupu-sepupuku suatu saat nanti yang bisa kita bantu gak cuma keluarga sendiri tapi juga orang lain.

Kita gak bisa milih di keluarga mana kita dilahirkan bukan? Dan betapa aku bersyukur aku dilahirkan di tengah keluarga ini dan bangga menjadi bagian dari as salwan. Baru sadar sekarang bahwa warisan paling berharga yang bisa diwariskan orang tua ke anak dan keturunannya adalah nilai kehidupan. Mengingat fakta bahwa aku belum pernah bertemu dengan makji Salmah dan Pakji Achwan tapi nilai kehidupan yang mereka junjung pun turut ku junjung. Nilai kehidupan ini sudah bertahan 4 generasi dan ku pastikan akan mewariskannya ke generasi berikutnya. Insya Allaah.


“When each day is the same as the next, it’s because people fail to recognize the good things that happen in their lives every day that the sun rises.” – The Alchemist

“Maka nikmat TuhanMu yang mana lagi yang kamu dustakan?” – Ar Rahmaan (55): 13
Read More

My Blog List

Powered by Blogger.

© 2011 L'histoire de Ma Vie, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena