untaian kata kepada dunia

Sunday, November 10, 2013

Random

Saya percaya rumah itu ditemukan di dalam. Kalau di dalam damai, semua tempat bisa jadi rumah kita." - Ibu Inga (Partikel by Dee Lestari)


I have been living in Jakarta for almost a year. I live in a place which is well known as "rumah kost" and my kost named 2nd home. The funny thing about it is it literally feels like 2nd home to me.


Why it feels like literally 2nd home to me? We're gonna get there but first let me tell you this...
I was living by moving from 1 city to another city. Was born in jogja, then spent my childhood in Bangka for 6 years then moved to banjarbaru kal sel and lived there for 9 years. So yeah i spent my teenager there. Then when i was in senior year in my senior high school (tough time, i have to admit) i moved to jogja in 2005 then moved to Tangerang in 2012 to work then finally, now i live and i work in jakarta.
What's my opinion about moving from the place we love to the place we don't know? And we tend to be inconvenient to something we don't know. Something's unusual and strange.
Usually we're afraid to move because it's far from home. It makes us far away from our family and the fact that we don't have family or anyone we know who lives there.


Here's my opinion
Don't be afraid. If you don't have family there, then make one.

Terkadang kita mengecilkan arti "keluarga" hanya mereka yang memiliki hubungan darah dengan kita.
Hidup berpindah-pindah dari kecil dan jauh dari keluarga besar mengajarkan saya bahwa rumah itu dimana saja. Keluarga itu siapa saja  dan dimana saja. Mereka adalah orang yang ada di saat terbaikmu dan terburukmu. Yang pertama tak ragu membantumu ketika membutuhkan pertolongan dan turut berbahagia ketika kita mendapat kebahagiaan.
Nah itulah yang membuat saya merasa beruntung karena kemana saja kaki saya menjejak saya mempunyai keluarga baru.  Salah satunya adalah 2nd home.
Ada mb sari (yang sekarang udah pindah) , mb kevin, mb erly, indah, dian, tia, winda, riri. Dan semuanya dengan keunikan sifat masing-masing jadi bikin kostan tambah seru. Rasanya sampe pingin bikin tv series "2nd home".


Yang paling seneng adalah kita selalu menyempatkan untuk saling ngobrol ketika sampe kostan. Malah kadang suka kebablasan kayak beberapa hari ini. Ngobrol sampe dini hari. Apalagi kalau sama tia yang sama-sama seneng deep talk..bisa ampe lupa waktu :D


Kayak tadi ngalor ngidul ngomongin kehidupan sosial kita. Umum lho ya. Bukan antara cewek dan cowok. Kok berasanya kita itu kayak "the reacher" ya. Yang berusaha untuk menjaga agar hubungan tetap terjalin. Kayak sering banget telepon, berkabar-kabaran, berinisiatif dan sangat bersemangat ngajak ketemuan. Sampai pada satu titik kok rasanya yang butuh kok aku doang.  Yang pingin jaga hubungan kok sini doang. Sampai pada akhirnya mencapai titik lelah dan tidak berusaha menjadi the reacher lagi. Pernah ngerasa gitu gak?


Saat kita berada di satu lingkungan dan kita sangat akrab dengan orang-orang di dalamnya kemudian keadaan memaksa kita berpindah ke lingkungan lain dan menyebabkan kita berpisah. Pastinya kita akan merasa kehilangan.  Merasakan euforia kesedihan karena tidak bisa bersama lagi.
Kemudian kita berjanji untuk tetap menjaga silaturahmi. Merencanakan pertemuan kembali. Bersemangat merencanakan semuanya. Dan yang lain pun menyetujuinya.  Namun tiba-tiba semua menguap entah kemana. Yang ada hanya kata-kata manis gombalan semata.
Euforia kesedihan perpisahan.


Pernah mengalami?
Saya cukup sering  - thanks to mobile life-live here-move there
Mungkin itu juga yang menyebabkan saya sangat pemilih dalam menentukan siapa saja yang berhak berada dalam inner circle saya.

I always look like I'm surrounded by friends, but it's hard for me to truly let anyone in my life.
I open my heart to the world but at the same time i build a wall around it.

Because finally we will realize those who want us to be in their lives and those who don't.  And we cannot force them to let us come in to their lives.  So the best way is stop trying to reach and force them.
And vice versa. We will realize those who we want them to be in our lives and those who we don't want them to be. But we cannot force them to be in our lives.

So, be wise. There's a time we need to be the reacher.  There's a time we need to be reached. 

*notez-bien: pikiran loncat-loncat disebabkan insomnia yang lagi-lagi melanda :p
Read More

My Blog List

Powered by Blogger.

© 2011 L'histoire de Ma Vie, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena