Apalah arti mendamba segala tetap sama
Jika semua yang ada di dunia pada hakikatnya berubah senantiasa
Apalah arti menahan sesuatu di tempat yang bukan seharusnya
Jika segala sesuatu selalu bergerak mengikuti irama
Tak perlu membedakan yang sejatinya sama
Tak perlu jua menyamakan yang sudah dari sananya berbeda
Perubahan terlihat datang bersisian dengan nestapa
Padahal sesungguhnya bisa jadi ia membawa bahagia
Hanya hati kita yang terlalu gelap untuk melihatnya
Untuk apa kita sesali kedatangannya
Jika ia adalah angin segar
Membuat awan berarak pergi menjauhi mentari, berhenti menutupi sinarnya
Hingga akhirnya kita dapat rasa hangatnya mentari menyinari sukma
Tak perlu memaki penyesalan
Karena apalah artinya ia jika ia adalah sebuah pelajaran
Apalah arti menghujat ia hingga buat kita lupa
Jika kehadirannya membawa yang terbaik bagi kita
Perubahan terkadang berjalan bersisian dengan penyesalan
Padahal, perubahan bisa datang tanpa penyesalan
Hanya jika...
Jika kita tak berusaha menghindar
Hingga masanya tiba, kita tersadar akhirnya
Kehadiran mereka yang senantiasa kita sangkal, sejatinya akan selalu ada dalam lingkar kehidupan
Semua tak jadi soal
Asal kita bersedia berlapang dada, menyambut kehadiran mereka dengan tangan terbuka
Alih-alih bersua dengan nestapa, berjumpalah kita dengan kedamaian jiwa.
Jakarta, 2 Januari 2013
Lusia Agasty P
(di belakang meja kerja)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
My Blog List
Powered by Blogger.
2 comments:
great words to describe fresh wind that blowing my mind after we pray hehe. keep on writing upiiinn :))
ipiiiiiin thank you..let's live our blogs again.. inspirasi datang ketika angin segar membelai pipi kita piiin :')
Post a Comment